Minggu, 30 November 2008

SpeedUP Ur Speedy

). Buka Browser Mozilla Firefox
2). Pada Address Bar Ketik : about:CONFIG
3). Cari string di bawah ini : ( pastikan semua srting dibawah "TRUE")
contoh menggantingnya :
NETWORK.HTTP.PIPELINING FALSE ==> klik kanan dan pilih "Toggle"
NETWORK.HTTP.PIPELINING TRUE
NETWORK.HTTP.PIPELINING.MAXREQUESTS 64
NETWORK.HTTP.PROXY.PIPELINING TRUE
NETWORK.PROXY.SHARE_PROXY_SETTINGS FALSE <=== ini harus False
4). buat srting baru caranya : Klik Kiri 1X Dimana Saja, Klik Kanan [/b]NEW>>INTEGER[/b]
5). Ketik : NGLAYOUT.INITIALPAINT.DELAY Beri Nilai 0
6). Kemudian REFRESH atau Tekan F5
7). Pada Address Bar Ketik : about:BLANK
Klik Menu:
Untuk OS Windows XP TOOLS>>OPTIONS>>WEB FEATURES
Untuk OS Linux ( Vector ) EDIT >> PREFERENCES
Untuk Setting yang berbeda di beberapa OS EDIT >>ADVANCED
9). Pada Option :
ALLOW WEB SITES TO INSTALL SOFTWARE Beri Tanda Check Box Untuk mengaktifkan
10).Kemudian Tekan OK Lalu REFRESH ( F5 )
11).Masuk Ke Link Ini :
https://addons.mozilla.org/en-US/firefox...
atau :
https://addons.mozilla.org/extensions/mo...
12).Download Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4
13).Setelah Selesai Jangan Tekan Tombol UPDATE
14).Klik Tanda X (tutup)Yang Ada Di Pojok Kanan Atas Dari POP UP Window Yang Muncul
15).Tutup Semua Browser Mozilla FireFox,
16).Kemudian Buka Lagi Untuk Mengaktifkan Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4 Yang sudah di Install Tadi
17).Kalo Instalasi Sukses, Akan Muncul Toolbar tambahan Di Bawah Toolbar Navigasi & Address Bar.
Sekarang Browser Mozilla Siap Untuk Digunakan…….
:: Message ::
-- Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4 Ini selain untuk Mengganti Proxy Secara Otomatis Di Browser Mozilla FireFox, Engine-nya Juga Berpengaruh terhadap Kecepatan Koneksi Internet
-- Cara Ini Sangat Efektif Bila Digunakan Di Warnet Yang Padat Pengunjung untuk Menyedot Bandwidth ( Mayoritas kecepatan akses Internet ) Ke Komputer Yang Sedang Anda Pakai
-- Perubahan Yang Signifikan Terjadi Pada koneksi Internet Dengan BROADBAND / VSAT

Klik 2x di settingan dan masukin angka-angka ini - untuk true / false booleans – mereka bakal ganti otomatis begitu klik 2x
Code:
browser.tabs.showSingleWindowModePrefs – true
network.http.max-connections – 64
network.http.max-connections-per-serve... – 20
network.http.max-persistent-connection... – 10
network.http.max-persistent-connection... – 4
network.http.pipelining – true
network.http.pipelining.maxrequests – 100
network.http.proxy.pipelining – true
network.http.request.timeout – 300
network.http.request.max-start-delay = 0
nglayout.initialpaint.delay = 0
If nglayout.initialpaint.delay doesnt exist, Right click, new integer.


Optional:

Code:
network.http.max-persistent-connection... = 10
network.http.proxy.pipelining = true
network.http.proxy.version = 1.0


Tutup mozilla trus jalanin lagi.
Sekarang Mozilla lo mengGILAAAAAAAAAA!!!.

sumber : http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080919020111AAZq1O9

Minggu, 26 Oktober 2008

Just another borring word

Hari ini hari dimana aku menginginkan sebuah jawaban atas doa-doa dan harapan-harpanku selama ini aku panjatkan, dan ternyata Alhamdulillah semua itu belum nampak terkabul sampai saat ini. Kenapa Tuhan, kenapa aku seperti ini, aku menjadi hambamu yang sulit sekali mensyukuri atas semua yang telah kau berikan kepadaku, kenapa aku menjadi hamba yang mudah sekali mengerti sebuah teori mengenai rasa syukur tetapi sulit sekali menerapkan teori tersebut, mengapa hamba menjadi seorang hamba yang lemah, takut untuk melakukan sesuatu, berpikir terlalu jauh tentang sesuatu, berpikir negative tentang sesuatu. Mendengar kata orang mengenai pandngan diri kita yang selalu negative akan selalu membuat kita negative, dan memandang diri kita positif akan membuat diri kita menjadi positif agaknya juga sebuah teori yang mudah dipahami dan masih sulit untuk diterapkan, kadang kita justru beranggapan pandangan negative itu lebih cepat reaksinya kita lihat daripada pandangan positif, apakah ini berarti kita selama ini selalu berpandangan negative terhadap diri kita, sehingga membuat kita sampai-sampai kesulitan untuk membedakan hal positif dan negative?, jika memang seperti ini, haruskah kita mengubah pola pikir kita yang sudah bertahun-tahun kita anut menjadi sebuah pola pikir baru, bukankah merubah sesuatu yang sudah lama kita jalani itu juga membutuhkan waktu yang lama pula? Tidak dengan sekali mengikuti seminar pengembangan diri, mendatangi seorang psikolog, meminta saran kepada orang lain dan tiba-tiba setelah itu kita dapat merubah pola pikir kita yang sebelumnya negative menjadi positif dalam sekejap? Memang semua hal itu membutuhkan proses yang tidak sebentar, proses dimana kita akan mengalami sebuah situasi dimana kita akan kesulitan membedakan hitam dan putih dimana saat itu kita akan berada pada warna abu-abu ang saat ini kebanyakan orang mengalami hal itu. Proses dimana kesabaran dan kecerdasn kita diuji untuk menerima sebuah hasil. Sebuah proses dimana teorinya mungkin sederhana dan masih sulit penerapannya. Tidak mudah mengubah perasaan negative menjadi postif, tidak semudah meneriakkan keraas-keras slogan positif thinking, tidak mudah untuk membuat perasaan sedih menjadi semangat, tidak semudah meneriakkan dalam hati semangat-semangat, walau hal itu bekerja, tetapi efek dari melakukan hal itu hanya beberpa saat saja. Dari semua perubahan yang kita inginkan kita harus bekerja keras keras sekali untuk melihat perubahan itu, sekalipun kita sudah diciptakan oleh Tuhan sebagai manusia yang paling sempurna yang notabene bisa dengan mudah untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, sekali lagi kita tetap perlu bekerja keras dengan diikuti rasa sabar, ikhlas.

Senin, 06 Oktober 2008

Pesta dah selesai


Gegap gempita lebaran telah usai, jalan-jalan yang tadinya dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan berplat luar kota kini mulai tidak nampak lagi, pusat-pusat perbelanjaan yang tadinya penuh sesak oleh orang-orang yang ingin memenuhi hasrat berbelanjanya kini juga sudah mulai lenggang lagi, ucapan-ucapan selamat lebaran yang datang lewat berbagai media pun kini sudah berkurang, sms-sms selamat lebaranpun kini sudah tidak lagi memenuhi inbox kita. Ya sekarang pesta sudah selesai dan sekarang sudah tiba waktu untuk mencuci piring kita! Hahaha. Lebaran yang kita gunakan sebagai moment untuk menyambung kembali silaturahmi yang renggang memang terasa sangat menyenagkan, bertemu kembali dengan saudara yang mungkin hanya saat lebaran kita temui, bertukar cerita mengenai kehidupan masing-masing selama di perantauan, dan banyak hal lagi yang mungkin hanya bias dilakukan saat lebaran. Saling memberi maaf saat lebaran memang sudah menjadi sebuah kewajiban kita saat lebaran, saling mengahapus dan mengikhlaskan kesalahan orang lain, itulah yang sebenaranya membuat keadaan kita menjadi suci kembali, dan setelah itu munculah tantangan untuk diri kita sebarapa lama kita bias menjaga kesucian hati yang baru itu tadi, apakah kita akan suci selama 1 tahun ke depan sampai lebaran tahun berikutnya?, atau jangan-jangan belaum sampai kita keluar dari pintu rumah orang yang kita datangi untuk silaturahmi hati kita sudah kotor lagi?, kadang saat kita menikmati makanan atau minuman yang disajikan tuan rumah, kita berkomentar macam-macam tentang sajian itu, entah karena minumannya terlalu manis, atau yang lainny, tanpa kita sadaripun sebelum kita keluar dari rumah itu kita sudah membuat sebuah dosa baru lagi. Jadi bisakah kita untuk mempertahankan kesucian hati kita satu tahun kedepan??? Hmmm sepertinya bukan perkara mudah, karena pasti banyak sekali hal yang bisa dengan mudah merengggut kesucian hati kita tersebut, dan untuk mempertahankannya tidak salah jika kita mengingat training yang kita telah lakukan selam 30 hari sebelum syawal itu untuk menjaga kesucian tersebut. Semoga lebaran ini membawa manfaat untuk kita, dan sekarang sudah waktunya untuk kembali ke rutinitas kita sebelumnya dengan perasaan lebih positif, pikiran yang lebih optimis. Saatnya bailk lagi, belajar lagi, dan lebaran lagi (tahun depan) InsyaAllah !!!!

Senin, 25 Agustus 2008

Paint of God


Perjalanan ke Bromo ini diluar rencana aku, memang sebelumnya aku sempat punya rencana mengisi liburan akhir semesterku ini untuk pergi ke Jogja, sebenarnya itulah rencana utama aku dan 3 orang temanku untuk mengisi liburan semester kami, tapi rencana utama kami itu gagal setelah jadwal keberangkatan kami selalu terbentur dengan urusan akademik kami masing-masing, dan akhirnya rencana itu tinggalah rencana, tapi kegagalan rencana utama tersebut bukan bearti liburanku membosankan, aku mengisi libuaranku ini dengan hal-hal yang cukup menyenangkan, selain mengikuti kursus dan mendapat teman baru aku juga mengunjungi beberapa tempat wisata, gunung kelud, pantai pelang dan gunung bromo yang kuceritakan ini. Bromo merupakan salah satu tempat terbaik menyaksikan sunrise di Jawa Timur, gunung yang terletak di kabupaten Pacitan ini menyajikan pemandangan sunrise (matahrai terbit) yang sangat eksotik, tak salah jika tempat ini dikunjungi tak hanya oleh turis local turis mancanegara dari berbagi belahan dunia pun mendominasi kawasan wisata yang terdapat pada ketinggian 2200an meter di atas permukaan laut ini. Untuk menikmati sunrise tentu saja kita harus berangkat pada malam hari, perjalanan malam memang tidak terlalu menguras tenaga, selain jalanan tidak terlalu padat kitapun bisa lebih mudah ternyenyak dalam perjalanan, aku bersama rombongan tiba di bromo sekitar pukul 3 WIB, karena saat itu adalah minggu keadaan disana sudah cukup ramai, memasuki loket pembayaran beberapa mobil sudah tampak mengantri untuk menuju penanjakan tempat melihat matahari terbit, sesampai penanjakan ternyata keadaan sudah cukup ramai, di tempat parkir yang berupa jalan itu kami ditawari oleh orang yang menyewakan jaket, memang keadaan udara diatas benar-benar dingin, selain karena daerah pegunungan juga karena hembusan angin yang cukup kencang, dengan alasan itu aku memakai 3 jaket sekaligus sampai-sampai membuatku sedkit kesulitan untuk bergerak. Aku berjalan menuju ke tempat untuk melihat sunrise bersama rombnganku yang berjumlah 12 orang saat keadaan masih gelap, setiba di puncak yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat parkir terdapat kursi – kursi yang ditata seperti tribun di stadion sepakbola menghadap ke timur, di tempat itulah kita bisa memandang salah satu lukisan Tuhan yang membuat kita takjub, 2 jam aku menunggu akhirnya saat itu datang juga, disebelah timur sudah terlihat mega merah yang menunjukkan akan munculnya sang surya, bersamaan dengan itu tempat tersebut sudah dipenuhi banyak wisatawan yang ingin mengabadikan momen tersebut dengan kamera mereka, keadaan itu membuat tempat yng tadinya cukup lapang menjadi sempit dan sesak karena banyaknya orang tersebut, untungnya aku sudah berada di bagian paling depan sehingga aku tidak kesulitan untuk mengambil gambar, di sebelah selatan pemandangan juga tak kalah menakjubkan, kawah gunung bromo yang mengeluarkan asap belerangnya dan juga hamparan lautan pasir yang masih tertutup oleh awan juga menjadi daya pikat yang luar biasa saat itu, selain itu dari kejauhan juga terlihat gunung semeru yang mengeluarkan asap sehingga membentuk seperti candawan raksasa membuat pagi itu benar-benar pagi yang tak mudah untuk dilupakan bagi yang menyaksikannya. Puas dengan pemandangan sunrise aku dan rombongan segera beranjak turun untuk menuju kawah gunung bromo, kami menuruni bukit sekitar pukul 6.30, kami sempat berhenti di beberapa tempat untuk mengambil gambar, di sepanjang jaln terdapat mobil-mobil berjenis jip untuk mengantar wisatawan menuju ke kawah gunung bromo, saat itu terlihat wisatawan lokal dan asing jumlahnya berimbang, atau mungkin lebih karena banyak wisatawan yang kukira lokal tetapi mereka berbicara tidak menggunakan bahasa Indonesia. Untuk menuju kawah gunung bromo kita harus menuruni bukit yang cukup curam dengan kondisi jalan yang tidak halus, sehingga hal itu membuat kita harus berhati-hati, setelah kita menuruni bukit kita dihadapkan dengan lautan pasir yang luas, kondisi itu sedikit menyulitkan untuk kendaraan yang terbiasa digunakan di jalan perkotaan, tak sedikit terlihat beberapa sepeda motor yang rodanya tenggelam di dalam pasir, kendaraan tak bisa langsung diparkir di depan tangga menuju kawah bromo, tapi harus diparkir sekitar 700an meter sebelum anak tangga, sehingga kita harus berjalan menuju ke anak tangga tersebut atau kalau tidak mau capek kita bisa menyewa kuda untuk menuju ke kawah, perjalanan menuju kawah sungguh melelahkan, selain karena dalamnya pasir yang memberatkan langkah juga karena debu beterbaangan yang disebabkan oleh kuda-kuda yang lalu lalang tersebut, ditambah lagi juga dengan kotoran kuda yang ada di sepanjang jalan tersebut melengkapi perjuangan kami menuju kawah gunung bromo, tangga menuju puncak kawah bromo memang tak terlalu panjang tak lebih dari 100 meter, tapi perjalanan dari tempat parkir menuju tanggga tersebut membuat kami harus menarik napas lebih dalam lagi. Sesampai di puncak aku melihat kepulan asap belerang yang besar dari dalam kawah bromo, karena tebalnya asap tersebut praltis aku hanya dapat melihat setengan saja kubah kawah gunung bromo, dari kawah tersebut kita bisa menyaksikan luasnya lautan pasir yang kita lewati tadi, di utara kawah juga terdapat gunung yang menarik untuk dijadikan latar belakang saat mengambil foto. Di sekitar kawah bau belerang sungguh sangat menyengat sehingga bagi yang tidak tahan harus menggunakan penutup hidung saat berada di sana. Setelah puas berada di kawah aku bersama rombonganku turun, perjalan kembali ke tempat parkir terasa sedikit lebih mudah dibanding dengan perjalanan menuju kawah tadi, hal itu mungkin karena jalan yang sedikit menurun sehingga langkah menjadi sedikit lebih ringan.(mbs)

Kamis, 21 Agustus 2008

Pelang


Pelang, pantai yang terletak sekitar 35 km sebelah selatan Trenggalek ini memiliki ciri khas dengan ombaknya yang besar, untuk menjangkau pantai ini dari Trenggalek kita harus melewati perbukitan sekitar 30 km dengan jalan yang berliku dan kondisi jalan yang cukup sempit dengan di kiri kanan kita berupa pepohonan yang rindang, tetapi sekitar 10km menuju pantai jalan benar-benar cukup menantang, jalan kecil dengan aspal yang berlubang menyambut kita begitu kita menuruni bukit, bagi yang belum terbiasa kita harus berhati-hati saat melewati jalan tersebut. Saat tiba di pantai ini suasana sebuah tempat wisata kurang begitu terasa, karena memang pantai ini tidak setenar pantai prigi yang sudah menjadi salah satu ikon Trenggalek, suasana pedesaan masih begitu kental di sekitar pantai ini, disepanjang jalan menuju pantai ini juga tidak lebar, bahkan jika mobil berpapasan salah satu harus menepi, selain itu di daerah itu hanya terdapat 1 SPBU yang melayani 3 kecamatan jadi tidak heran mengapa stok bahan baker disana sepat sekali habis dan betapa lamanaya antrean di SPBU tersebut ketika baru mendapat pasokandari Pertamina. Sebelum masuk sekitar 500 meter seelum pantai kita akan temui pos restribusi tempat kita membayar karcis masuk pantai Pelang, harga tiketnyapun sangat murah hanya Rp. 1.500 kita sudah bisa masuk. Setiba di pantai kita tidak bisa langsung melihat hampaaran pasir yang luas kita akan melihat hamparan pantai setelah kita berjalan melewati sungai kecil dan gunungan pasir yang tingginya cukup untuk menghalangi pandangan langsung kita ke pantai. Pantai yang luas itu terihat kurang begitu tertata, dan terlihat sangat alami. Hamparan pasir yang masih halus tanpa ada jejak kaki menunjukkan pantai itu tidak banyak dikunjungi orang waktu penulis datang ke tempat itu, di pantai itu terdapat air terjun kecil di sebelah barat dimana banyak orang percaya jika kita mandi menggunakan air dari air terjun tersebut bisa membuat kita awet muda, di pantai itu juga terdapat gardu pandang yang terletak di karang besara yang ada di pantai itu, disana kita bisa melihat dengan jelas ke arah laur bebas. Itulah beberapa hl yang penulis bisa temukan di sana, semoga pantai itu segera mendapatkan perhatian dari pihak terkait sehingga potensi di sana bisa ter explore secara maksimal.

Gunung Kelud Kini


Gunung kelud yang terletak sekitar 30 m sebelah timur Kediri ini kini sudah kehilangan keeksotikan pesona kawahnya yang selama ini menjadi alasan orang menunjungi gunung yang masih aktif ini, kawah yang eksotik itu sekarang sudah berubah menjadi sebuah gunung baru yang diberi nama “anak kelud”, praktis sekarang jika kita mengunjungi gunung kelud kita hanya menyaksikan pemandangan sekitarnya saja itupun kalau kita datang ke sana saat cuaca cerah, kalau cuaca mendung atau berkabut jangan harap bisa menikmati pemnadangan yang eksotik di sana. Di sekeliling anak gunung keld dibuat sebuah gazebo semacam gardu pandang untuk menikmati pemandang kawah dari ketinggian, tapi karena sang kawah sudah tidak ada lagi, kitapun hanya menyaksikan gunungan batu yang membentuk anak kelud tadi, pembangunan di gunung kelud pun sudah terhenti sejak gunung itu menunjukkan peningkatan aktivitas pada Oktober tahun 2007, sepertinya pemerintah daerah tidak mau mengambil resiko terhadap apa yang diinvestasikan di kelud, karena jika saat itu kelud benar-benar meletus apa yang sudah dibangun disana akan sia-sia. Gunung yang statusnya masih siaga itu dibuka kembali untuk umum secara resmi oleh Bupati Kediri pada Juli 2008, tetapi pengunjung tidak bisa secara langsung mendekat ke anak gunung kelud, karena disekitarnya masih mengeluarkan belerang dan gas beracun yang sewaktu-waktu bisa keluar, pengunjung dibatasi dengan pagar dan penjaga sekitar 50 meter dari anak gunung kelud. Di kelud juga terdapat sumber air panas, letaknya di dekat area parkir, jika kita keluar dari terowongan di sebelah kiri terdapat tangga yang menghubungkan ke sumber air panas tersebut, letaknya sekitar 300 meter dari terowongan, tapi sayang tangga yang menghubungkan tadi juga tidak sampai ke sumber air panas tersbut, sehingga untuk mencapai ke sumber kita harus melewati medan yang tidak mudah, kita harus berjalan menyusuri semak-semak sekitar 50 meter dengan jalan yang curam, sesampainya disana kita jangan berharap akan menemui kolam khusus yang memang disediakn untuk pengunjung, disana hanya terdapat sungai yang mengalirkan air panas, untuk dapat mandi kita harus mencari tempat yang airnya sudah tercampur dengan air dingin. Dalam perjalanan menuju puncak kita juga dapat menemukan ”mysterious road”, yaitu sebuah jalan yang menajak, dimana jika kita memarkir mobil di jalan tersebut dalam posisi gigi netral maka mobil akan berjalan ke arah tanjakan tersebut bukan sebaliknya. Itulah beberapa hal menarik yang penulis temui di kelud, hilangnya kawah bukan berarti kelud kehilangan pesonanya tapi justru kelud membuat sensasi baru dalam hal kegunungan dan itu justru bisa membuat banyak orang penasaran sehingga mereka datang ke kelud, dan semoga saja pemerintah daerah melanjutkan pemangunanya di kelud agar potensi yang ada tidak sia-sia.

Oops




Kejadian ini hampir mirip dengan kejadian yang kualami tahun lalu, bedanya aq sudah sedikit belajar dari kejadian tahun lalu. Keinginan orang yang selalu mengutamakan prestise terkadang harus megorbankan kebahagiannya, walau sebagian orang tidak sependapat dengan hal ini, contohya saya sendiri, saya hampir saja mengorbankan sebuah kenyamanan hidup yang telah ku dapat dengan tidak mudah juga.
Bulan Juni, ya bulan dimana banyak anak di Indonesia ini bersiap untuk menjalani kehidupan baru dalam hal studi mereka, bagi yang masih sekolah mungkin mereka naik ke kelas baru, bagi yang sudah selesai sekolah lanjutan mereka melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, bagi yang sudah berada di tingkat perkuliahan mereka memulai semester/tahun akademik yang baru, bagi yang belum puas terhadap apa yang sudah didapat juga merupakan kesempatan untuk memilih tempat kuliah lagi, dan yang terkakhir inilah yang dialami oleh penulis saat itu, bulan Juni seperti tahun tahun sebelumnya pendaftaran mahasiswa baru selalu menjadi perhatian banyak siswa yang sudah menyelesaikan SMA-nya, terlebih lagi pendaftaran di universitas plat merah yang menjadi tujuan awal para siswa yang telah lulus SMA, selain biaya pendidikan yang murah, juga menjanjikan prestise yang bagus, hal itulah yang membuat penulis tertarik untuk mengikuti seleksi itu, yang pada saat itu dinamakan SNM-PTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), nama itu sebelumnya berbeda, dn mungkin setiap tahun akan berganti, dan saat itu tidak semua perguruan tinggi plat merah bergabung dalam satu induk kelompk seleksi, beberapa diantaranaya tidak bergabung dalam satu induk SNMPTN. Batas maksimal mengikuti seleksi itu adalah 3 tahun terhitung sejak lulus SMA, penulis masih memiliki 2 kesempatan saat itu, kesempatan pertama penulis tidak mengikuti seleksi itu karena sebuah alasan yang panjang, pada kesempatan kedua ini penulis mengikutinya meski saat itu penulis sudah tercatat di sebuah Lembaga Pendidikan setingkat diploma, mungkin karena penasaran mengenai “sensasi” dari tes itu, penulis mendaftar untuk mengikuti tes itu, dalam pilihan studi itu aku memilih jurusan yang memang benar-benar menjadi keinginanku saat itu, dan pilihan kedua aku memilih jurusan yang peluang diterimanya besar, aku bersama tiga temanku mendaftar bersama, kesemua temanku memlih sesuai dengan jurusan kesukaan mereka, sekitar 4 hari setelah pendaftaran ujian pun dilaksanakan, 3 temanku tersebut menginap di rumahku selam ujian berlangsung, selama waktu ujian itu saat ada di rumah bukannya kami belajar atau istirahat untuk mempersipakan ujian melainkan kami gunakan waktu tersebut untuk reuni lokal, karena kami memang jarang sekali bertemu dan mereka bukan lain adalah teman-temanku di SMA dulu, selain mereka bertiga semua temanku yang kuliah di malang juga berkumpul di rumahku tersebut, walau ada beberap diantara mereka berhalangan hadir karena sedang ujian di kampusnya masing-masing.
Suasanapun kembali seperti saat kami masih SMA dulu, semua bercerita tentang saat-saat masih SMA dulu, suasana saat itu seolah-olah kami masih memakai putih abu-abu lagi, dalam obrolan kami yang sangat SMA itu aku sudah lupa kalau besok akan menghadapi yang banyak orang menganggap ujian penentuan nasib setelah ujian nasional, akupun tidak memikirkan hal itu terlalu serius, kalupun toh aku tidak lulus dalm ujian ini aku sudah berkuliah dan tinggal melanjutkan, berbeda dengan ketiga emanku yang mungkin akan bingung jika mereka tidak diterima dalam ujian tersebut, tapi ketiga temanku itu tadi sepertinya juga seperti aku mereka seolah-olah tidak mempunyai beban terhadap ujian yang akan mereka hadapi. Sore beranjak malam, beberapa diantara temanku sudah mulai ingin segera pulang ke tempat kos masing-masing. Yak arena memang sudah malam merekapun pulang dan aku pun bersama ketiga temanku istirahat untuk menyambut hari esok yang sudah dinanti. Pagi pun datang kami berempat bersiap – siap untuk menghadapi ujian, tepat pukul enam kamipun berangkat ke tempat ujian yang jaraknya sekitar 15 menit dari rumahku, kami sengaja berangkat pagi dan sedikit sarapan untuk menghindari macet, kami sampai di tempat ujian masih sekitar 30 menit sebelum ujian dimulai, itu karena perjalanan kami cukup lancar karena jalan yang kami lalui tidak semacet yang aku kira. Aku mengikuti ujian satu ruang bersama salah satu temanku, ujian pertama adalah mengenai pengetahuan dasar yaitu matematika, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, hari pertama itu cukup sukses aku pikir karena aku bisa melewatinya tanpa ada kesulitan yang berarti buatku, pada hari ujian kedua materi yang diujikan adalah materi inti jalur yang kita pilih, karena yang pilih saat mendaftar adalah pengetahuan campuran jadi aku harus mengikuti ujian baik untuk materi Ilmu Pengetahuan Alam maupun Ilmu Pengetahuan Sosial, aku baru merasakan ujian yang sebenarnya pada hari kedua ini walaupun cukup sulit tapi aku mengerjakannya dengan tanpa beban, untuk materi pertama ujian selesai pada pukul 10.00, dan dilanjutkan dengan ujian kedua yang berakhir pukul 12.00
Setelah ujian selesai aku bersama teman-temanku kembali ke rumahku, mereka tidak pulang saat itu juga melainkan pulang keesokan harinya, mereka ingin sekaligus merefresh pikiran mereka, pada sore hari aku ajak teman-temanku berkeliling koa malang, sebelum tengah malam kami kembali pulang dan beristirahat. Hari esokpun datang, aku bersiap-siap untuk pulang ke kampung halaman kami masing-masing.
Pengumuman hasil ujian tersebut sekitar 1 bulan lagi, selama masa penantian itu tentu saja kita tidak bisa tenang dan harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang terburuk, ada yang mengikuti seleksi di universitas swasta, mendaftar ujian di sekolah-sekolah kedinasan, atau mungkin juga ada yang pasrah hanya mengandalkan ujian itu saja. Tapi semua itu tidak berlaku untuk aku, karena dalam masa penantian itu aku harus mengikuti ujianku sendiri, ya ujian yang diadakan di tempatku kuliah waktu itu, karena 2 minggu setelah seleksi nasional itu aku menjalani ujian yang diadakan oleh kampusku, ujian akhir semester itu benar-benar membuatku lupa untuk menantikan hasil dari SNMPTN tersebut. Awal bulan Agustus adalah waktu pengumuman dari ujian tersebut, akupun tidak berharap banyak memang, pengumuman itu disampaikan lewat beberapa media diantaranya di Internet, di media masa, dan langsung di kampus-kampus yang mengadakan seleksi tersebut. Sore hari sebelum pengumuman itu dimuat di media massa aku diberitahu temanku kalau pengumumannya sudah keluar yang lewat Internet, segera saja setelah aku baca sms tersebut aku pergi ke warnet untuk melihat hasilnya, walaupun aku tak banyak berharap aku merasa cukup berdebar saat melihatnya, setelah kubuka situsnya yang pertama kulihat bukannlah nomor ujianku melainkan nomor ujian teman-temanku, tapi setelah kuulangi tak ada satupun dari temanku yang namanya tercantum, akupun heran apa mungkin ada kesalahan pada sistemnya, mengingat saat itu mungkin traficnya sedang penuh, akhirnya kucoba membuka link lain dan ternyata hasilnya masih sama, akupun akhirnya melihat nomor ujianku dan di luar dugaan aku diterima di salah satu universitas plat merah di malang, aku sempat tak percaya akupun mengulangi melihatnya lagi di situs lain, dan setelah kuulangi kupastikan kalau aku memang masuk, persoalanpun sudah selesai akupun pulang tetapi hal itu tidak kuceritakan pada orangtuaku, karena memang aku tidak bicara kepada mereka kalu aku mengiktui ujian. Keesokan harinya saat koran pagi datang aku segera membuka halaman yang mengumumkan kelulusan ujian itu, tapi aku keduluan oleh ibuku, ibuku terlebih dahulu membaca koran itu, setelah itu ibuku bilang kalau ada pengumuman SNMPTN, aku pun bilang kalau aku diterima, dan seperti yang kuduga ibuku hanya tertawa saat aku bilang begitu, ibuku tidak percaya kalau aku mengikuti ujian itu, akupun tidak berusaha meyakinkannya kalau aku memang benar sudah diterima. Setelah itu aku lihat pengumuman di Koran itu, tapi aku bingung kenapa nomor ujian yang tercantum di situ nomor ujian yang bukan di wilayah malang, setelah kubolak-balik aku tidak bisa menemukan namaku di sana, akupun bingung apa memang tidak dicantumkan di sana semua hasilnya seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku tidak memedulikannya dan aku yakin kalau aku memang sudah diterima, aku pergi ke tempat kursusku setelah itu, aku bertukar cerita dengan temanku kursus mengenai pengumuman tadi dan saat itu aku tau kalau memang yang diumumkan dalah rayon ujian Surabaya, dan hal itu juga dicantumkan di surat kabar keesokan harinya kalau memang pengumuman yang dimuat adalah rayon Surabaya saja, setelah tahu itu aku baru menunjukkan hasil pengumamn yang dimuat di internet pada orang tuaku, saat mereka mengetahuinya dengan santai mereka menawariku apakah ingin mengambil itu, hmmm saat itu juga aku bingung, karena aku merasa mereka akan menyarankan aku untuk tetap pada kuliahku yang kujalani ini, saat itu aku tidak memberikan kepastian ya atau tidak pada orang tuaku aku hanya bilang apakah benar tidak keberatan jika aku pindah. Aku masih punya waktu 1 minggu untuk “memikirkannya” setelah itu orang tuaku juga tidak pernah berbicara lagi mengenai hal itu, aku sendiri juga bingung dalam hati aku ragu apa aku akan mengambil pilihan itu atau tidak, pada waktu itu aku sempat berpikir untuk mengambil pilhan itu, aku berdoa agar aku diberi keyakinan untuk memilih, dan juga aku mohon kepastian agar saat menajalani pilihanku terseut aku tidak menyesal di kmeudian hairinya, jawaban doaku sangat cepat di malam saat aku berdoa pada pagi harinya aku seolah mendapat kelegaan hati mengenai pilihanku tadi, aku memutuskan untuk tetap kuliah di tempatku saat ini, tetapi hal itu tidak aku berithahukan kepada orang tuaku, seolah aku menggantung jawabanku tesebut, tapi aku tahu orang tuaku pasti setuju dengan apa yang aku pilih, asalkan aku benar-benar yakin terhadap pilihan tersebut, 1 hari menjelang hari terakhir registrasi aku sempat bimbang, kalaupun aku mengambilnya aku harus segera mengurus kelengkapan berkas-berkasnya saai itu juga, karena ada berkas yang harus diurus ke kantor polisi, dan hal itu tidak bisa kulakukan dengan cepat jika aku tiba-tiba berubah pikiran, hari sudah beranjak siang dan akupun belum juga mngurus berkas tersebut, sampai akhirnya haru beranjak sore dan saat itu juga aku pikir ini sudah bulat, aku benar-benar tidak akan kesempatan untuk pindah kuliah tersebut. Pagi hari saat itu hari jum’at dimana hari itu adalah hari terkahir untuk registrasi aku dikejutkan oleh suara ibuku yang membangunkanku, aku heran karena tidak biasanya aku dibangunkan, saat itu juga aku ditanya “jam berapa berangkat?” aku pikir berangakat kemana, selanjtnya aku bertanya “berangkat kemana?” dan beliau bilang “jadi registrasi gak?” saat itu juga aku bilang kalu aku tidak jadi mengambil kesempatan itu, dengan sedikit rasa kesal ibuku seolah memaksaku utnuk berangkat pagi itu juga untuk mendaftar, aku benar-benar bingung saat itu, aku tidak tau harus bagaimana lagi aku meyakinkan ibuku kalau aku benar-benar tidak ingin mengambil kesempatan itu, dengan beberapa alasan ibuku memaksaku utnuk tetap berangkat, aku seperti orang yang dikendalikan keadaan saat itu, aku seolah kehilangan pikiranku, akupun dengan terpaksa menurut apa yang dikatakan oleh ibuku, aku siapkan semua berkas yang diperlukan, tiba-tiba aku ingat aku belum mengurus satu berkas dari kepolisian, lalu aku bilang pada ibuku kalau berkasnya belum lengkap, aku belum mengurus berkas dari kepolisian, ibuku segera menyruh aku untuk mengurus berkas itu, tapi aku cobab berkelit kalau mengurus berkas itu tidak sebentar walaupun aku sebenarnya sok tau dengan jawabanku tersebut karena memang aku belum pernah mengurus berkas itu sebelumnya, ibuku pun terus memaksaku dengan menyuruh aku mengurus berkas itu dengan ayahku, karena memang ayanhku mengenal benyak orang kepolisian dan mungkin saja proses pengurusannya bisa dipermudah, tetapi kau tidak mau karena waktunya tidak akan cukup terlebih waktu itu hari jum’at, selanjutnya aku coba menghubugi pihak universitas dimana aku diterima untuk menanyakan apakah bisa mendaftar kalu berkasnya kurang dan dikumpulkan menyusul. Diluar dugaan ternyata aku tetap bisa melakukan registrasi walaupun berkasnya kurang, aku semakin bingung lagi saat itu aku sudah benar-benar kehabisan alas an untuk tidak berangkat, dengan sedikit nekat akupun berbohong pada ibuku kalu tanpa berkas itu aku tidak bisa mendaftar, diluar dugaan saat itu ibuku justru menyurhku tetap berangkat dan mencoba untuk mejelasakannya di sana, aku sudah benar-benar kehilangan akal saat itu, akhirnya tanpa pikir panjang lagi akupun berangkat tanpa tahu apa yang harus kulakukan di sana. Dalam perjalanan menuju Malang aku masih belum berpikir mengenai apa yang harus kulakukan di sana, sungguh sepertinya aku benar-benar dikendalikan oleh keadaan, setelah sekitar 2 jam perjalanan aku sampai di Malang, aku hubungi temanku yang kuliah disana untuk membantuku mengurusi administrasi, kebetulan temanku sudah kuliah di tempat yang kudaftar tersebut, sesampai aku di tempat temanku tadi aku ceritakan maksud tujuanku datang kesana, temankupun terkejut dengan apa yang kubicarakan, semua yang ada di pikiranku kuceritakan pada dia saat itu juga, diapun memberi pertimbangan yang memang sudah aku duga sebelumnya, setidaknya memang itu bisa meringankan pikiranku walau sejenak, mendengar perimbangan temanku tadi membuat aku berani mengambil keputusan untuk membatalkan pendaftaranku, aku berpikir apa yang kudapat selama setahun di tempat kuliahku sudah cukup sesuai yang kuharapkan, dan juga jurusan yang kutempuh juga tidak jauh dari aktifitasku sehari-hari, sedangkan jurusan di tempat aku diterima belum sepenuhnya berhubungan dengan aktivitasku sehari-hari walaupun beberapa dari keluargaku juga sukses dengan belajar di bidang tersebut, mungkin pikiran dari ibuku adalah jika aku lulus dari jurusan tersebut keluargaku bisa membantu mencarikan aku tempat untuk mengaplikasikan ilmu yang kudapat, selain itu mungkin biaya kuliah di tempat tersebut sungguh jauh di bawah tempat aku kuliah saat ini, maklum karena universitas tersebut milik pemerintah aku juga masuk melalui jalur yang diidamkan banyak orang sehingga biayanya sangat murah untuk ukuran keluargaku, perbandinganya jika 2 tahun aku di tempat kuliah lamaku, dengan biaya yag sama aku bisa kuliah sampai 4 tahun di tempat yang baru ini, belum lagi jika kita mengajukan beasiswa mungkin bisa tambah murah lagi. Sungguh menjanjikan memang, tapi aku belum bisa berpikir seperti ibuku saat itu, aku berpikir apakah aku bisa menikmati prosesnya, walaupun jika dibandingkan jurusanku saat ini lebih sulit dengan jurusan yang baru ini. Setelah aku berpikir seperti itu aku menghubungi kakakku untuk meminta saran, memang sudah terlambat untuk berpikir panjang, tapi itu lebih baik daripada tidak, dari saran yang kuperoleh dari kakakku juga sama agar tetap melanjutkan kuliahku sebelumnya, akhirnya saat itu juga kuputuskan untuk benar-benar tidak mendaftar, aku terpaksa harus berbohong kepada ibuku, alasan yang kugunakan pun tetap sama yaitu berkas yang kurang lengkap tadi. Saat kuputusakan itu temanku tadi meyakinkanku mengenai keputusan yang kubuat tadi, dan akupun sudah bulat dan ikhlas dengan keputusan itu. Hari itu adalah hari ke dua yang paling memusingkan selama 19 tahun terakhir yang sebelumnya terjadi 1 tahun sebelumnya tepat di saat aku mau memilih tempat kuliah, aku yakin jalan untuk menuju sukses itu banyak diberikan oleh Tuhan pada kita sampai kadang kita sendiri dibuat bingung dalam memilih jalan itu, dan aku yakin apapun jalan yang kita ambil akan menuju pada kesuksesan diri kita, dan kesuksesan itu kita sendiri yang merasakan sudah sukseskah kita, bukan bergantung pada peniliaian orang lain. Akhirnya perjalananku ke Malang hari itu hanya untuk menjemput temanku tadi, karena kebetulan saat itu dia mau pulang kampung, dan juga membawa sebuah pengalaman yang tidak bisa terjadi dengan mudah.